Selamat Datang di Blog Saya

Selasa, 18 Juli 2017

KANDUNGAN AL-QUR’AN TENTANG AKIDAH DAN IBADAH

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kalamullah yang sangat bermanfaat dan penting bahkan menjadi pedoman kehidupan agar selamat dunia dan akhirat yang telah Allah sediakan bagi umat manusia, namun masih banyak diantara manusia yang kurang mengerti akan pentingnya Al-Qur’an dalam aspek kehidupan, bahkan melupakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai pedoman bagi kehidupan manusi yang banyak di dalamnya mengandung berbagai aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak yang beranggapan bahwa Al-Qur’an itu hanya sekedar bacaan dan tidak mengerti apa keuntungan dari mempelajarinya. Padahal apabila orang tersebut tahu betapa pentingnya mempelajari kandungan Al-Qur;an pasti mereka akan merasa rugi dan menyesal, karna banyak kandungan Al-Qur’an itu memberikan manfaat dan kebaikan bagi manusia. Salah satunya adalah kandungan Al-Qur’an tentang Akidah dan Ibadah yang akan di bahas dalam makalah ini.
Maka dari itu penulis tertarik dan merasa terpanggil untuk membahas secara singkat, jelas, dan padat mengenai kandungan Al-Qur’an ini. Karena ini sebagai salah satu kewajiban bagi umat Islam untuk mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Akidah dan Ibadah?
2.      Apa saja ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi tentang Akidah dan Ibadah?


C.    Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1.      Untuk mengetahui pengertian Akidah dan Ibadah
2.      Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an yang membahas Akidah dan Ibadah
Tujuan Khusus
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2016

BAB II

PEMBAHASAN

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam untuk seluruh umat muslim diseluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan manusia didunia. Didalam surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an terdapat kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa pengertian dari akidah dan ibadah yang masing-masing memiliki kandungan didalam Al-Quran.
A.    Kandungan Al-Qur’an Tentang Akidah
1.      Pengertian Akidah
Akidah adalah masalah yang sangat prinsipil dalam agama Islam, begitu juga dalam agama-agama lain. Aqidah Islam adalah tauhid[1], artinya kepercayaan terhadap keesaan Allah swt. Oleh karena itu, Islam disebut juga agama tauhid.
Secara etimologi kata akidah diambil dari kata dasar العـقـد  yang berarti ikatan. Maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan atau keimanan seperti yakin adanya Allah SWT, diutusnya para Rosul, Malaikat, dan akan datangnya hari akhir. Bukan hanya meyakini adanya zat, bahkan meyakini akan sifat-sifat-Nya. Sedangkan secara terminologi akidah yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa yang menjadi suatu kenyataan teguh dan kokoh. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung didalamnya suatu keraguan apapun pada orang yang meyakini. Akidah juga sebagai dasar atau pondasi manusia dalam menjalani kehidupan. Karena tanpa adanya akidah manusia akan tersesat.
Akidah juga adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah swt. Yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah swt. Adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir. Itulah salah satu kandungan Al-Qur’an tentang akidah.
2.      Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Akidah
Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Akidah Seperti firman Allah swt. Dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
1.      Surah Al-Baqarah : 163
                                                وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Tidak ada Tuhan Selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 163).
2.      Surah Al-Ikhlas : 1-4

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ  اللَّهُ الصَّمَدُ  لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia’.” (QS. Al-Ikhlas : 1-4).
3.      Surah An-Nisa : 36
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun.” (QS. An-Nisa : 36).
Dari ayat di atas, jelas bahwa Al-Qur’an mengajarkan bahwa Allah itu Esa, Tunggal, tidak ada padanannya, karena Allah itu pencipta, maka mustahil/tidak masuk akal bahwa yang mencipta sama dengan yang diciptakan.
M. Quraish shihab menjelaskan dalam bukunya: tujuan diturunkanya al-Quran berbeda dengan kitab-kitab ilmiyah. Karenanya dibutuhkan penyelidikan dan penelitian tentang priode diturunkanya wahyu Allah tersebut. Secara garis besar salah satu tujuan diturunkanya al-Qur’an menurut beliau adalah[2]: petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan”.
Dari keterangan Quraish shihab diatas, dapat disimpulkan bahwa memang benar inti Al-Qur’an merupakan akidah islamiyyah yang harus diikuti oleh umat manusia. Dengan kata lain bahwa Al-Qur’an tersebut diturunkan oleh Allah ditengah-tengah umat yang memiliki keyakinan sangat bertentangan dengan yang disampaikan oleh Al-Qur’an. Namun, dengan adanya ajakan, kabar gembira, ancaman  dan juga kebagusan akhlak Rasulullah menjadikan keyakinan yang bertentangan itu dapat berubah secara berangsur-angsur. Perlu diketahui bersama meskipun inti Al-Qur’an mengenai akidah tetapi Al-Qur’an juga meliputi hal-hal lainya seperti akhlak, hukum syariat dan yang lainnya.
Ajaran tentang Akidah ini disebut juga dengan keimanan, seperti kita ketahui bahwa rukun iman itu ada enam.

B.     Kandungan Al-Qur’an Tentang Ibadah
1.      Pengertian Ibadah
Isi pokok Al-Qur’an yang kedua adalah masalah Ibadah[3]. Ibadah adalah bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta (Al-Khaliq), Allah Swt. Sebagai rasa terima kasih atas segala nikmat yang telah diterimannya.
Oleh karena itu Ibadah juga diartikan sebagai ketaatan, tunduk, dan ikut. Sedangkan pengertian ibadah menurut Fuqaha adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah swt. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir Rukun Islam, yaitu mengucap dua kalimat syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa dibulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
2.      Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Ibadah
Di antara ayat-ayat yang menyuruh manusia beribadah atau menyembah Allah adalah.
1.      Surah Al-Baqarah : 21
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 21).
2.      Surah Az-zariyat : 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Az-Zariyat : 56).
3.      Surah Ali Imran : 51
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
“Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Ali Imran : 53).
4.      Surah Al-Bayyinah : 5
 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah : 5).
Dari ayat di atas, jelas bahwa Al-Qur’an mengajarkan bahwa Ibadah adalah realisasi dari keimanan. Seseorang yang mengakui adanya Allah, adanya malaikat, diutusnya Nabi Muhammad dan sebagainya, tetapi tidak melaksanakan ibadah yang telah ditetapkan Allah melalui Rasulnya, sama dengan bohong, atau dalam agama disebut orang Fasiq. Ibadah ada yang berbentuk ucapan, perbuatan atau niatan dalam hati.
Dalam surah An-Nisa ayat 103, Allah memerintahkan untuk beribadah sholat. Namun di dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara rinci bagaimana kita harus sholat. Namun keteranga-keterangan tentang sholat dapat kita temukan pada hadits-hadits Rasulullah saw.
Al-qur’an yang berisi tentang Sholat terdapat pada surah An-Nisa ayat 103
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَّوْقُوْتًا
“Sungguh sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103).
Menafsirkan ayat di atas, ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata, “(sholat itu) merupakan kewajiban yang telah ditentukan waktunya. Selain menekankan wajibnya sholat, ayat ini juga menunjukkan bahwa sholat itu memiliki waktu tertentu yang harus dipenuhi[4].







BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara etimologi kata akidah diambil dari kata dasar العـقـد  yang berarti ikatan. Maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan atau keimanan seperti yakin adanya Allah SWT, diutusnya para Rosul, Malaikat, dan akan datangnya hari akhir.Aqidah Islam adalah tauhid, artinya kepercayaan terhadap keesaan Allah swt. Oleh karena itu, Islam disebut juga agama tauhid.
Sedangkan Ibadah adalah bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta (Al-Khaliq), Allah Swt. Sebagai rasa terima kasih atas segala nikmat yang telah diterimannya. Oleh karena itu Ibadah juga diartikan sebagai ketaatan, tunduk, dan ikut. Sedangkan pengertian ibadah menurut Fuqaha adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah swt.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi tentang Akidah
1.      Surah Al-Baqarah : 163
2.      Surah Al-Ikhlas : 1-4
3.      Surah An-Nisa : 36
Ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi tentang Ibadah
1.      Surah Al-Baqarah : 21
2.      Surah Az-zariyat : 56
3.      Surah Ali Imran : 51
4.      Surah Al-Bayyinah : 5

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki, untuk kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. 2012. Ulumul Qur’an. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Bina, Ahda. 2012. Rahasia 7 Waktu Sholat. Jakarta: Pustaka Media.
Departemen Agama RI. 1972. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Penerbit Syamil Qur’an.
Matsna, Mohammad. 2008. Al-Qur’an hadis, Semarang: Toha Putra.
Pengawarang, mochtar jaim. 2001. Kompedium ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum. Padang: CV. Hasanah.
Shihab, M. Quraish. 2013. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan Media Utama.





[1] Moh. Matsna, Al-Qur’an Hadis, Toha Putra, Semarang, 2008, Hlm. 40.
[2] M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan Media Utama, 2013), Hlm. 57.
[3] Moh. Matsna, Al-Qur’an Hadis, Toha Putra, Semarang, 2008, Hlm. 41.
[4] Ahda Bina, rahasia 7 waktu sholat,2012. Hal 20-21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ilmuwan Muslim Klasik

Ilmuwan Muslim Klasik Oleh: kelompok 8 (Muhammad Qudrat S. Ahmad Murdani. Nur Habibah. Sumondang Marito H. Jainuddin Dai) A.     Im...