EMOSI
A.
Pengertian Emosi
Mengenai emosi
menurut Chaplin berpendapat bahwa defenisi mengenai emosi cukup bervariasi yang
dikemukakan oleh para ahli psikolog dari berbagai orientasi. Namun demikian
dapat dikemukakan atas general agreement bahwa emosi merupakan reaksi
yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya
perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Karena
itu emosi lebih intens dari pada perasaan, dan sering terjadi perubahan
prilaku, hubungan dengan lingkungan kadang-kadang terganggu.
Emosi pada
umumnya berlangsung dalam waktu yang relative singkat, sehinhgga emosi berbeda
dengan mood atau suasana hati pada umumnya berlangsung dalam waktu yang
relatif lebih lama daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan
dengan emosi.
Kalau keadaan
perasaan telah begitu kuat, hingga hubungan dengan sekitar terganggu, hal ini
telah mengakut masalah emosi. Oleh karena itu sering dikemukakan bahwa emosi
merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi
cenderung terjadi dalam kaitannya dengan prilaku yang mengarah (approach) atau
menyingkiri terhadap sesuatu, dan prilaku tersebut pada umumnya disertai adanya
ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang
mengalami emosi.
B.
Teori-Teori Emosi
1.
Teori
yang berpijak pada hubungan emosi dengan gejala kejasmanian.
Adanya hubungan antara emosi dengan
gejala kejasmanian di antara para ahli tidaklah terdapat perbedaan pendapat.
Yang menjadi silang pendapat adalah mana yang menjadi sebab dan akibatnya. Hal
inilah yang kemudian menimbulkan teori-teori yang berkaitan dengan emosi yang
bertitik pijak pada hubungan emosi dengan gejala kejasmanian. Dan ini terbagi
lagi:
a.
Teori
James-Lange
Teori ini mula-mula dikemukakan oleh James (American Psychologist),
yang secara kebetulan pada waktu yang sama juga dikemukakan oleh Lange (Danish
Physiologist), sehingga teori tersebut dikenal sebagai teori James-Lange.
Menurut teori ini emosi merupakan akibat atau hasil persepsi dari keadaan
jasmani, orang sedih karena menangis, orang takut karena gemetar dan
sebagainya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa gejala kejasmanian
merupakan sebab emosi, dan emosi merupakan akibat dari gejala kejasmanian.
b.
Teori
Cannon-Bard
Teori ini berpendapat bahwa emosi itu bergantung pada aktivitas
dari otak bagian bawah. Teori ini dikemukakan oleh Cannon atas dasar penelitian
dari Bard. Teori ini berbeda atau justru berlawanan dengan teori yang
dikemukakan oleh James-Lange, yaitu bahwa emosi tidak bergantung pada gejala
kejasmanian., atau reaksi jasmani bukan merupakan dasar dari emosi, tetapi
emosi justru bergantung pada aktivitas otak atau aktivitas sentral.
c.
Teori
Schachter-Singer
Teori ini didasarkan pendapat bahwa emosi yang dialami seseorang
merupakan hasil interpretasi dari keadaan jasmani. Schachter dan Singer
berpendapat bahwa keadaan jasmani dari timbulnya emosi pada umumnya orang tidak
dapat mempersepsi hal ini. Karena teori ini meneropong atas dasar interprestasi,
sementara ahli menyebut teori ini sebagai teori kognitif dalam emosi.
2.
Teori
hubungan antar emosi
Robert Plutchik mengajukan teori
mengenai deskripsi emosi yang berkaitan dengan emosi primer dan hubungan satu
dengan yang lain. Menurutnya emosi itu berbeda dalam tiga dimensi, yaitu
intensitas, kesamaan, dan polaritas atau pertentangan. Ketiga ini merupakan
dimensi yang digunakan untuk mengadakan hubungan emosi yang satu dengan yang
lain.
3.
Teori
emosi berkaitan dengan motivasi
Teori mengenai emosi dalam kaitannya
dengan motivasi dikemukakan oleh Leeper. Garis pemisah antara emosi dengan
motivasi adalah sangat tipis. Misal takut ini adalah emosi, tetapi ini juga
motif pendorong perilaku, karena bila orang takut maka maka orang akan
terdorong berprilaku kearah tujuan tertentu.
4.
Teori
kognitif mengenai emosi
Teori ini dikemukakan oleh Richard Lazarus dan teman-teman
sekerjanya, yang mengemukakan teori tentang emosi yang menekankan pada
penafsiran atau pengertian mengenai informasi yang datang dari beberapa sumber.
Karena penafsiran ini mengandung atau memproses informasi dari luar dan dari
dalam (jasmani dan ingatan), maka teori tersebut disebut teori kognitif
mengenai emosi.
C.
Macam –Macam Emosi
1.
Emosi
sensoris
Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari
luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang, dan
lapar.
2.
Emosi
psikis
Emosi
psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, seperti perasaan
intelektual, yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran perasaan sosial.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: CV. Andi Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar